Run for You


“uhhh,,,, kenapa sih tu ikhwan2?? Kayanya anti banget sama akhwat. Emang kita kenapa sih?? liat aja ampe ga mau,, ih nyebelin!” Dita tiba-tiba datang dan marah-marah
“kenapa Ta??” Tanya sasa
“itu tuh ikhwan2, sok-sok an banget sih,, giliran kita butuh mereka sok dibutuhin banget,, coba kalo mereka yang butuh kita, kita pasti selalu ada buat mereka. Iya kan sa??”
“emang kamu butuh bantuan siapa?? Harus ikhwan??”
“iya sa,, aku mau minta tolong di bawain konsumsi buat besok pagi, tapi kayanya susah banget!! Sebel tau ga!”
“ya udah kalo gitu, kita kerjain sendiri aja yaa??”
“iya! Dari pada ngarepin mereka yang ga bisa di harepin!”
“udah sabar ah,,,! Udah dhuha belum??”
“hhe…. Belum sa.”
“tuh kan pantes aja marah-marah, sana dhuha dlu,,!”
“hheee….. na’am ukhti.”
Dengan segera Dita menuju tempat wudhu. Sepuluh menit kemudian Dita sudah menyelesaikan semua ritual sholatnya.
“udah??”
“udah J” katanya sambil tersenyum
“Dita gak ada kuliah??”
“ada sih sa, tapi dosennya lagi males masuk katanya jadi Cuma kasih tugas aja.!”
“dosennya atau mahasiswanya yang males??”
“hheee….. beneran dosennya kok?? Kan gak boleh males kata kak Rara!”
“pinter,,,, yaudah atuh dkerjain tugasnya.”
“iya”
Dita segera menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen kepadanya. 3 jam dia berkutat dengan diktat, kalkulator dan 10 soal yang diberikan.
“huft, akhirnya selesai juga!”
“Alhamdulillah!” sahut Sasa
“assalamu’alaikum!”
“wa’alaikumsalam!” tiba2 seorang akhwat cantik muncul di depan sekretariat mereka
“mbak ica?”
“subhanallah!”
Mereka pun bersalaman dan cipika-cipiki.
“kaifahaaluk ukhti??” Tanya Sasa
“Alhamdulillah bikhoirin! Kalian gimana kabarnya??”
“Alhamdulillah masih istiqomah mbak?? hee” jawab Dita
“Alhamdulillah!”
“eh mbak ica udah lama ga kesini, sejak lulus 5 bulan yang lalu. Kemana aja mbak??”
“hhee… iya aku baru pulang dari Amerika sa, kemarin sempat ada panggilan kerja disana Alhamdulillah dapet.”
“Alhamdulillah. Keren nih mbak ica!”
“gak sekeren itu kok dit. Hhee…..! Oiya, mau kasih undangan nih,,!”
“mbak ica mau walimahan??”
“Alhamdulillah iya sa, dit! Makanya aku pulang ke Indonesia!”
Dita dan Sasa segera membukan undangan itu dan terkejut ketika membaca dengan siapa Ica akan menikah
“sama mas Ridho kadiv pembinaan mbak??” kata dita
“iya dit.!”
“mbak bukannya mas Ridho itu ikhwan yang cuek banget yaa?? Gimana ceritanya bisa sama mbak ica??” Tanya sasa
“itulah sa, aku juga ga ngerti. Allah punya rencana yang gak aku duga sebelumnya. Dulu aku memang sempat terkena VMJ sm mas Ridho. Bahkan aku sempat sampai nangis gara-gara cueknya itu. Sampai akhirnya aku mutusin untuk lupain dia. Apa lagi setelah dia lulus, aku bener-bener berniat lupain dia dan ga mau lagi jatuh cinta sama dia. Tapi Allah ternyata punya rencana lain yang lebih indah dari tangisan aku sa, dit. Dua bulan aku di amerika, tiba-tiba orang tua ku telepon dari sini. Mereka bilang kalau Ridho datang dan minta izin untuk meminang aku, dia datang bersama orang tuanya. Dan dia kasih aku waktu buat jawab sampai aku bisa kasih jawaban pasti dan benar-benar siap untuk menikah sama dia. sebulan kemudian aku pulang dan kasih jawaban sama dia. langsung persiapan menikah dan yaa… minggu depan aku akan akad nikah sama dia.” cerita Ica panjang lebar.
Dari dulu Ica memang dikenal sebagai seorang akhwat yang patuh pada Tuhannya, berbakti pada nabinya, dan hormat pada orang tuanya. Dia juga dikenal lembut dan santun kepada siapapun. Seorang mantan ketua keputrian di Lembaga Dakwah kampus dikampusnya yang Lulus dengan predikat cumlaude dan terbaik dikampusnya pada saat itu. Jadi wajar saja Ikhwan sebaik Ridho menjaga segalanya untuk Ica. Bukankah memang janji Allah bahwa “… perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)…”(Q.S:24:26). Tiba-tiba……
“assalamu’alaikum!”
“wa’alaikumsalam.”
“mbak Icaaaa???”
“iya Tin!”
“subhanallah ana kangen sekali sama anti mbak! Kapan pulang dari Amerika?? Ga bilang-bilang nih!”
“aku juga kangen sama kamu Tin. Aku udah Dua bulan di Indonesia. Mendadak juga waktu itu. Gimana kabar kamu??”
“Wah kok ga pernah kelihatan diluar mbak?? Alhamdulillah baik sekali mbak!”
“Alhamdulillah. Iya Dua bulan aku persiapan Ta’aruf, Lamaran dan Walimahan jadi baru sempet main sekarang. Afwan yaa??”
“iya tuh mbak Tin, mbak Ica mau walimahan ^^!”kata Dita
“hah?? Iya mbak??”
“iya , Tin insya Allah minggu depan Tin!”
“sama siapa mbak??”
“Mas Ridho!”
“hah?? Mas Ridho kadiv ku dulu??”
“iya!”
“yang bener mbak? Dia kan orang paling nyebelin di dunia, ga ada yang lain 1 di dunia orang nyebelin kaya dia!”
“hhaaa…… mau gimana Tin? Allah nunjukin dia buat aku, hheee!”
“subhanallah sekali ya mbak? Ga disangka sangka!”
“iya Tin aku juga ga nyangka, ternyata calon ayah anak-anakku adalah saudara yang dulu pernah bersama berjuang di jalan dakwah di kampus dan di tempat yang sama! Dan kamu tau sikap nyebelin dia itu bohong, ternyata dia sengaja melakukan sikap dingin itu untuk ku Tin, ternyata dia sudah lama ta’aruf pada adikku dan mencari info tentangku.”
“Subhanallah, barakallah ya mbak?? J
“Aamiin syukron yaa?? Oh iya gimana LDK kita?? Makin maju lah ya, di pegang oleh mantan alumnus pesantren terbaik se-pulau Jawa, hee!”
“ah mbak Ica,,, Alhamdulillah mbak, sekarang ADK kita lebih banyak dan lebih mengerti mana yang ahsan mana yang g ahsan di lakukan!”
“alhamdulillah! Ya sudah kalo gitu aku pamit pulang dulu ya? Salam buat yang lain. Datang yaa??”
“iya mbak insya allah! Salam buat mas Ridho juga!”
“iya insya allah nanti disampaikan! Assalamu’alaikum!”
“wa’alaikumsalam!” jawab Dita, Sasa, Tina serempak
“astagfirullah, mbak, dita ada janji sama akh Nino, mau ambil Spanduk, anterin yuk?” ajak Dita pada Sasa dan Tina
“Sa, kamu temenin Dita ya? Mbak mau menyelesaikan LPJ yang kemarin!”
“oh, iya mbak! Yuk Dit!”
Dita dan sasa pun pergi menemui Nino di Masjid kampus untuk mengambil spanduk untuk kegiatan yang akan mereka adakan. Setelah selesai mereka pun kembali ke sekretariat.
Ketika malam hari Dita sedang mempersiapkan materi untuk kegiatan pagi hari, tiba-tiba ringtone berdering di handphonenya dan ketika di buka………
“besok diambil jam berapa konsumsinya?”
Masih dengan hati kesal Dita membalas sms dari sang pengirim
”td katanya sibuk, ngapain mw bantuin? Syukron tapi udah di bantuin sama akh Nino!”
Sms pun tak kunjung dibalas oleh sang pengirim. Sejak hari itu ada satu hal yang membuat Dita terheran, sang pengirim sms yang ternyata punya nama Rifqi itu selalu memberikan bantuannya kepada Dita, apapun itu dan dia pun rajin mengirim sms tausyiah kepada Dita. Tapi Dita tidak mempedulikannya. Sampai suatu hari sebuah surat berwarna biru muda yang kata orang artinya pengharapan muncul di depan pintu kamar kost Dita.
“Dit, tadi ada yang anterin itu surat, tapi ga tw sapa katanya sih buat kamu!”
“dari siapa mbak??”
“wah aku ndak tau kalo itu, coba di baca aja!”
“iya deh aku mau mandi dulu, tar aja bacanya. Syukron ya mbak?”
“iya sama-sama!”
Setelah beres-beres dan mengerjakan semua tugas dan kewajibannya Dita beranjak ke tempat tidur untuk beristirahat. Tapi, sesaat dia teringat bahwa ada 1 surat yang belum sempat di sentuhnya, akhirnya Dita pun beranjak dan membuka laci mejanya utuk mengambil surat itu. Lalu di buka dan dibacanya.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Lihat di langit!
tau ga apa yang aku tulis disana??
Untaian huruf tak bermakna yang terangkai untuk kamu yang sedang terlelap dalam gelap malam
Jika boleh ku katakan apa yang ku tulis disana maka akan ku katakan bahwa aku bahagia saat aku harus mengenalmu
Sosok pemberi warna indah dalam hidupku
Yang takkan berhenti membuatku semangat menjalankan hariku

Wahai ukhti cantik kepunyaan Allah, sungguh aku memohon maaf jika surat ini tidak pernah kau harapkan sebelum waktunya. Tidak ada lagi pilhan untukku selain surat ini ukhti. Sebagai pengantar segala yang tak sempat ku ucapkan padamu, sebagai suara yang tak sempat ku suarakan untukmu.
Ukhti……
Sekali lagi aku memohon maaf jika saja apa yang ku ucapkan nanti tidak berkenan, afwan jiddan jika segala yang ku tulis dalam surat ini sesungguhnya tidak pernah kau harapkan sebelum hari itu datang. Tapi sekali lagi kukatakan ukhti, aku tak memiliki pilihan lain. Hanya ini, lewat surat sederhanaku ini ukhti. Ku suarakan segala yang tak dapat terungkap dari mulutku. Ku ungkapkan apa yang tak bisa terucap dari bibirku,
Ukhti yang baik hati…..
Lagi-lagi aku meminta maaf jika nanti setelah kau baca semua ini kau tidak suka, aku tau ukhti pasti kau sedang membenciku sekarang, pasti kau tak pernah inginkan surat ini datang dari orang sepertiku. Tafadol ukhti jika nanti setelah kau baca surat ini akan kau apakan.
Ukhti…….
Sesungguhnya kini Allah telah menganugerahkan sebuah rasa cinta yang begitu besar padaku, rasa yang tidak setiap orang termiliki karena cinta dari-Nya. Ukhti….. sungguh bukan maksud hatiku ingin mencuri hatimu atau ingin membuatmu luka ukhti, sungguh bukan itu maksudku.
Ukhti…….
Setelah engkau baca surat ini mungkin kau takkan bisa menemuiku lagi, aku harus pergi ke Australia untuk menjalani pencangkokan tulang belakang akibat leukemia yang ku derita.
Ukhti…….
Jika nanti aku bisa pulang dengan hati lega dan operasi ini berhasil, aku berjanji akan segera mengkhitbahmu.
Sudah ku ungkapkan semua ini kepada kedua orang tuamu ukhti, tapi sungguh aku tak pernah sanggup berkata-kata dihadapanmu.
Ukhti…….
Ku mohon do’amu dan ku mohon jagalah hatimu ukhti. Tunggu aku untuk menjemputmu dan kita akan bahagia.
Karena……
Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah

                                                                                         Rifqi Firdaus Yusuf

Linangan air mata jatuh begitu deras di pipi Dita.
“Rifqi,,,,, aku akan menunggu kamu datang dan kita akan bersama!” kata Dita
Satu bulan kemudian Rifky datang bersama kedua orang tuanya kembali kerumah Dita. Betapa terkejutnya Dita melihat semua ini. Pertemuan keluarga itu pun berlangsung dengan begitu ‘horor’ buat Dita (maklum pertama dan terakhir euy).
“saya akan menjawab pinangan dari Akh Rifky Firdaus Yusuf, dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim saya terima pinangan ini karena Allah!”
“Alhamdulillah!” jawab mereka serempak.
Mereka pun segera mempersiapkan acara lamaran dan persiapan walimahan. Dua bulan kemudian Dita dan Rifqi menikah. Setelah walimahan itu mereka tetap melanjutkan kuliahnya karena Rifqi sudah hampir lulus sedangkan Dita masih berada di semester 5.

Komentar

  1. Awal cerita hingga pertengahan udah cukup bagus..tapi ending,,terlalu datar jadi kurang berkesan

    BalasHapus
    Balasan
    1. mksh kak sitiiii,
      ada juga kan komen2 beginian bikin semangat nulis :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer