Tugas Resensi 2 : Altitude 3676mDPL'Tahta Mahameru'
Judul : Altitude 3676mDPL (Tahta Mahameru)
Penulis : Azzura
Dayana
Tebal
buku : 416 halaman, 20cm
Penerbit : Indiva
Tempat
terbit : Solo
Tahun
terbit : 2013
Cetakan : Pertama
Cerita
SIngkat :
Buku ini
berkisah tentang persahabatan yang tulus antara dua orang yang awalnya tidak
pernah saling mengenal. Hanya bertemu sekali setahun dan hanya 3 tahun.
Persahabatan yang terjalin bukan karena keduanya merasa cocok satu dengan yang
lain, melainkan karena salah satunya pandai memahami dan satu lainnya akhirnya
bisa mengerti.
Persahabatan
yang terjalin di kaki gunung semeru ini berawal ketika Ikhsan dan Fikri,
sahabatnya, bersama rombongannya berkunjung ke surganya para pendaki itu menjelang
peringatan 17 agustus. Tanpa sengaja mereka bertemu disaat Ikhsan dan Fikri
sedang mencari homestay untuk menginap karena hari sudah hamper hujan, sehingga
mereka memutuskan untuk memulai pendakian esok harinya.
Ikhsan
yang terlahir di tengah keluarga broken home ini memang tidak pandai dalam
bersahabat. Dia tidak bisa menerima keberadaan orang baru bahkan sahabat
lamanya sekalipun banyak yang menyingkir karena sikap arogan dan egoisnya.
Tahun
pertama mereka bertemu. Dan Faras, sang gadis Ranupani membantu mereka mencari
Homestay yang tidak jauh dari rumahnya tapi cukup jauh dari tempat Ikhsan dan
rombongan turun dari Jeep yang mereka naiki. Faras memang sejak kecil tinggal
di Ranupanibersama sang ayah dan bibinya dia tinggal dan membuka warung untuk
para pendaki disana.
Tahun
kedua Faras kembali bertemu dengan Ikhsan di desa tercintanya, Ranupani. Tapi
kali ini ada yang berbeda dengan Ikhsan. Ada sebuah jejak di wajahnya yang dulu
tidak ada. Luka bakar. Ya, luka bakar di wajah Ikhsan membuat Faras sedikit
terkejut, tetapi justru keterkejutan itu membuat Ikhsan berang, karena merasa
Faras tidak sopan karena terus menerus memperhatikannya. Sampai akhirnya Ikhsan
membajak sepeda Faras untuk di bawa mendaki sedang Faras membajak topi
bertuliskan ‘The King’ milik Ikhsan. Ketika turun gunung di tengah malam,
Ikhsan ternyata terpisah dari rombongan dan dia mengalami kejadian cukup
mengerikan selama perjalanan yang membuat dia beberapa kali nyaris masuk ke
jurang. Sampai akhirnya dengan sekujur tubuh kedinginan dia memberanikan diri
untuk mengetuk pintu rumah Faras dan mengatakan bahwa sepeda Faras hilang dan
ingin menumpang di rumah Faras. Akhirnya keluarga Faras yang baik hati
memberikan tumpangan kepada Ikhsan dan Ikhsan bisa tertidur dengan nyenyak
dengan bantuan suara murotal yang di putar Faras dari kamarnya. Ternyata
pertemuan tahun kedua ini menyisakan sebuah kenangan persahabatan untuk
keduanya, sebelum pulang Ikhsan memberikan sebuah Foto hasil jepretannya
sendiri kepada faras, sebagai tanda terima kasih atas segala bantuan Faras.
Pertemuan
tahun ketiga sedikit berbeda dari sebelumnya, kali ini Ikhsan tidak lagi
seketus dulu bahkan ketika sampai dia langsung menuju warung keluarga Faras dan
memberikan sesuatu untuk Faras. Saat itu memang Ikhsan sedang dalam keadaan
galau, kalut dan Faraspun memahami itu. Setelah akhirnya Faras memberikan Foto
kepada Ikhsan yang sedang merenung di Ranupani, Faras pergi dan Ikhsanpun
melanjutkan pendakian Solonya.
Siapa
sangka ternyata pertemuan ketiga itu adalah pertemuan terakhir mereka. Dua
tahun mereka tidak bertemu, bahkan Ikhsan sendiri tidak pernah memberi kabar,
padahal mereka sudah bertukar email dan Ikhsan berjanji akan mengirimkan
foto-foto yang dia ambil di setiap perjalanannya. Beberapa kali memang Ikhsan
selalu mengirimkan email foto-foto perjalanannya yang juga sering dia selipkan
beberapa baris puisi atau syair lagu. Sampai akhirnya ada sebuah email yang
dikirim Ikhsan dan itu membuat Faras gusar dan berniat mencari keberadaan
Ikhsan. Di pertemuan terakhir mereka Ikhsan banyak bercerita tentang
keluarganya, yang menunjukkan bahwa Ikhsan mulai menerima kebaradaan faras.
Teka teki
perjalanan Faras mencari Ikhsan dimulai ketika dia mendapatkan email-email dari
Ikhsan yang membuatnya berkeliling mencari jejak Ikhsan dan hanya bermodalkan
foto-foto kiriman dari Ikhsan. Petualangannya berawal dari kota Jogja, dia
bertemu seorang perempuan tomboy yang ternyata adalah adik tiri Ikhsan. Mereka
pergi ke pulau Sulawesi, tentu saja tujuan Faras kesana adalah untuk mencari
Ikhsan yang ternyata memang pernah kesana satu bulan yang lalu. Tetapi disana
faras bertemu dengan Andi Aros, adik dari sahabat Ikhsan, Fikri, dan ayah serta
ibu Fikri dan mendapat berita bahwa Fikri telah meninggal karena bertarung
dengan suami adiknya karena mereka menikah tidak dengan persetujuan keluarga
dan menurut ada di Sulawesi selatan hal itu adalah aib keluarga sehingga harus
diselesaikan dengan pertarungan. Dari pertarungan tersebut Fikri kalah dan
akhirnya dia meninggal. Dari tanah Celebes juga Faras dan Mareta, adik tiri
Ikhsan, mengetahui bagaimana baik dan lembutnya cara Ikhsan menyentuh hati
keluarga Fikri.
Perjalanan
yang panjang dan faras tak jua menemukan keberadaan Ikhsan. Akhirnya Faras
memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, Ranupani, yang akhirnya Mareta
pun ikut serta. Dan ternyata ketika mereka ada disana Ikhsan pun sedang datang
dan mencari Faras. Dan akhirnya disana pulalah terungkap bahwa foto-foto
Borobudur dan tanah Celebes itu bukanlah dikirim oleh Ikhsan, melainkan oleh Aulia,
saudara tiri Ikhsan yang merupakan kakak dari Mareta, yang ternyata meng-hack email Ikhsan dan mengirimkan
foto-foto itu. Ada banyak hal yang tidak diketahui Faras setelah Ikhsan
menghilang termasuk tentang keberadaan Ikhsan yang sempat ada di penjara karena
berusaha membunuh ibu tirinya.
Akhir
cerita persahabatan ini ada di puncak semeru, Mahameru. Gunung gagah ini
menjadi saksi bagaiman kemudian Ikhsan dan Mareta secara tersirat sepakat untuk
saling mencintai layaknya saudara. Faras tidak lagi memanggil Ikhsan dengan
sebutan Monster. Ikhsan, Faras, Mareta dan bapak Faras mendaki semeru
bersama-sama hingga pendakian ini berakhir di puncak semeru, Mahameru.
Para
tokoh :
1.
Faras,
seorang gadis berjilbab dari desa Ranupani, yang memiliki hati selembut kapas,
tidak pernah tersinggung bagaimana orang memperlakukannya. Seorang gadis
agamis. Sejak kecil tinggal di kaki gunung semeru, desa Raupani tempat para
pendaki memulai pendakiannya dengan berjalan kaki. Tinggal bersama ayah dan
bibinya. Dan mereka memiliki warung keluarga.
2.
Ikhsan
adalah seorang pemuda yang sangat gemar travelling. Terlahi dari keluarga
broken home, yang ternyata ibunya adalah istri kedua dari ayahnya. Karena
tekanan yang selalu diberikan olrh keluarga ayahnya, ibu tiri dan saudara tiri
Ikhsan, Ikhsan akhirnya tumbuh menjadi seorang yang arogan, egois, ketus, tidak
menghargai orang lain, sama sekali jauh dari Tuhan, penuh dendam di dadanya.
Tetapi semua berubah sejak Ia mengenal Faras, sang gadis lugu yang tulus yang
mampu meluluhkan hati Ikhsan untuk berhenti dari segala arogansinya.
3.
Mareta,
adik seayah Ikhsan yang memiliki jiwa petualang sama seperti Ikhsan. Sebenarnya
mareta anak yang baik tetapi karena dia merasa ada yang engancam ibu dan
keluarganya, kemudian di menjadi seorang yang bersikap kurang lebih sama dengan
Ikhsan, tetapi tidak pada semua orang, buktinya di mau berkenalan dan pergi
dengan Fras yang baru saja dia kenal secara tidak sengaja ketika keduanya
berada di Borobudur.
4.
Aulia.
Kakak Mareta yang juga saudara tiri Ikhsan. Seorang pemuda yang suka menulis,
pendiam dan tidak banayak bisa diandalkan karena dia cukup tertutup.
5.
Fikri
adalah sahabat Ikhsan dari tanah Sulawesi, dan bisa di bilang dia adalah
satu-satunya sahabat yang sangat betah bersahabat dengan Ikhsan dan segala
keegoisannya dan ini juga yang membuat Ikhsan akhirnya tersentuh untuk membantu
ayah Fikri kembali normal seperti sedia kala.
6.
Andi
Aros, adik dari Fikri, sahabat Ikhsan, yang menemani Ikhsan selama di Tanjung
Bira.
Opini
buku :
Altitude
3676mDPL adalah buku perubahan dari Tahta Mahameru. Entah apa sebabnya sehingga
penulis mengganti judul buku ini dengan Altitude 3676mDPL.
Buku ini
tentang persahabatan, ketulusan dan keikhlasn untuk menerima. Buku ini layak
untuk di baca, tema yang di bawakan mungkin sudah lazim, tetapi kisah yang
disajikan dengan detail membuat pembaca benar-benar bisa merasakan apa yang di
tulis dalam setiap kata di buku ini.
Alur maju
mundur yang digunakan penulis membuat buku ini semakin menarik untuk di baca.
Ending yang sangat tidak tertebak membuat saya berfikir bahwa buku ini harus
ada lanjutannya.
Mungkin
karena aku sudah jatuh cinta pada Semeru dan isinya, buku ini mampu
membangkitkan kerinduanku pada semeru, pada dingin air dan udara di Ranu
Kumbolo, pada kehangatan yang ditawarkan oleh Kalimati, pada air mata yang di
sajikan Arcopodo dan pada keindahan yang di janjikan oleh Mahameru.
Komentar
Posting Komentar