Tugas Cerpen : Santri Jatuh Cinta
Nana dan Dinda adalah santri
di sebuah pesantren di jawa timur. Mereka bersahabat sejak pertama kali masuk
di pesantren itu. Mereka berasal dari daerah yang berbeda, Nana dari Bekasi dan
Dinda dari Sumatera. Suatu hari ketika hendak ke masjid, Nana dan dinda
berpapasan dengan seorang pemuda tampan di depan pesantren.
“Assalamu’alaikum?”
Kata pemuda itu
“Wa’alaikumsalam!”
Jawab Nana dan Dinda
“apa kalian santri di
pesantren ini?” Tanya pemuda itu
“iya! Mmm….afwan kami
harus segera ke masjid! Permisi! Assalamu’alaikum!” Jawab Nana
“iya, silakan!
Wa’alaikumsalam!” Kata pemuda itu lagi
“Dinda, siapakah
pemuda tadi?” Tanya Nana
“aku juga tidak tahu Nana!
Barangkali hanya orang yang mau shalat subuh di masjid kita!” Jawab Dinda
“dia bukan santri
disini?” Tanya Nana lagi
“sepertinya bukan!
Sudah ayo kita masuk sudah adzan!” Kata Dinda
Merekapun masuk ke
masjid. Ketika telah selesai shalat subuh mereka semua bersiap-siap mandi.
Karena hari itu adalah hari minggu maka mereka membersihkan taman. Ketika
sedang merapikan tanaman bunga mawar, seseorang menghampiri Dinda dan Nana.
“Assalamu’alaikum!”
Katanya
Nana dan Dinda terkejut
melihatnya. ”pemuda itu!” Kata Dinda
dalam hati
“Wa’alaikumsalam!”
Jawab Nana sambil menyenggol Dinda yang masih diam.
“eh…e…. Wa’alaikum
salam!” Jawab Dinda
“ada apa?” Tanya Nana
“aku hanya ingin
berkenalan! Boleh kah?” Tanya pemuda itu
“aku Nana dan ini
teman ku Dinda!” Jawab Nana
“mmm…. Apakah antum
santri pesantren ini?” Tanya Nana lagi
“ya… namaku Yusuf!”
Jawab pemuda itu
“baiklah kami
permisi!” Kata Dinda
Nana dan Dinda pun
akhirnya pergi meninggalkan Yusuf.
“Nana, apakah maksud
pemuda itu? Mengapa dia begitu berani menghampiri kita? Tidakkah dia akan di
marahi bu Fatimah jika dia ketahuan memasuki wilayah santri putri?” Tanya Dinda
“aku juga tak tahu
Dinda, sepertinya dia santri baru disini dan belum tahu dengan pertaturan itu!”
Jawab Nana
“iya,,, tapi, bukankah
sejak awal kita semua di beritahu bahwa santri putra dilarang memasuki wilayah
santri putri begitu juga sebaliknya. Jika ada yang melanggar maka akan
dikenakan sanksi. Iya kan?” Kata Dinda lagi.
“iya Dinda kamu
benar!”
“lagi pula tidak
pernah ku lihat ada santri putra selancang dia!” Kata Dinda
“ah…sudahlah! Semoga
dia tidak mengulanginya!” Kata Dinda lagi
Lalu Nana dan Dinda
segera membersihkan kamar mereka.
Seminggu kemudian…..
Di asrama santri putra,,,,
“Firdaus,,, kenalkah
antum dengan santri putri yang bernama Dinda?” Tanya Yusuf
“wah,,, siapa yang
tidak kenal Dinda, santri putri dari Aceh yang pintar dan cantik, yang selalu
mewakili pesantren kita kalau ada lomba-lomba. Suaranya begitu merdu saat ia
mengaji.” Jawab Firdaus
“tapi…. Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan
Dinda?” Tanya Firdaus
“eh… seminggu yang
lalu ketika hendak shalat subuh aku bertemu Dinda bersama temannya. Kemudian
ketika kita sedang membersihkan taman, aku mengajaknya berkenalan!” Cerita
yusuf
“kamu memasuki wilayah
santri putri? Astaghfirullah Yusuf, jika ketahuan kamu bisa kena hukuman? Dulu
ada yang ketahuan menemui santri putri dan dia di beri hukuman tidak boleh
keluar dari asrama selama sebulan. Kamu mau seperti itu?”
“sebulan? Aku tak tahu
Daus sungguh. Jika aku tahu mungkin aku tidak selancang itu!”
“lalu bagaimana
tanggapan Dinda?”
“Dinda hanya diam, dan
yang menjawab semua pertanyaanku adalah temannya!”
“Nana?”
“ya… Nana!”
“mereka memang
bersahabat sejak 2 tahun yang lalu, ketika mereka sama-sama baru masuk di
pesantren ini!”
“yang harus kamu
ketahui. Dinda sangat menjaga pergaulannya dengan santri putra. Jika tidak
terpaksa, Dinda tidak akan mau mengeluarkan suaranya. Seperti saat kamu
mengajaknya berkenalan. Begitulah Dinda.” Kata firdaus menjelaskan
“oh… pantas saja!
Mereka segera pergi setelah menyebutkan namanya!”
“Yusuf aku ingatkan
sama kamu, jangan sekali-sekali kamu memasuki wilayah santri putri lagi jika
kamu tidak ingin ada masalah. Dengar?” Kata firdaus menegaskan
“baiklah! Maafkan
aku!”
“sudah. Ayo kita turun
teman-teman sudah menunggu di meja makan!”
“ayo!”
Mereka segera turun
untuk makan siang bersama.
Seminggu setelah
itu,,, sebuah mobil berplat jakarta memasuki wilayah pesantren. Seorang ibu,
seorang bapak, dan seorang gadis cantik berbusana muslim keluar dari mobil itu.
“wah nampaknya mereka
akan memasukkan putri cantiknya ke pesantren ini. Tapi… mengapa mereka berjalan
menuju ruang pak habib, bukankah jika ingin mendaftar mereka harus menemui pak
salam dan bu fatimah?” Tanya seorang santri.
“mungkin saja mereka
mau menjemput santri putra!” Jawab yang lain
“assalamu’alaikum Pak
Habib?” Kata sang bapak
“oh… Pak Zul mari-mari
silakan masuk!”
“oh… bersama ibu dan
putrinya juga! Ayo…ayo masuk jangan malu-malu!”
Mereka masuk ke
ruangan pak habib dan mengutarakan maksud kedatangannya kemari.
“ada apa ini?” Tanya Pak
Habib
“begini Pak Habib,
besok ibu saya yang dari Aceh mau datang dan dia pengin sekali bertemu dengan
kedua cucunya, bolehkan saya membawa Yusuf pulang untuk 2 atau 3 hari?
Masalahnya jika saya harus membawa ibu saya kesini kasihan pak, beliau sudah
sangat berumur!” Jelas Pak Zul
“oh… begitu! Baiklah
jika memang begitu. Kebetulan ini hari jum’at. Tetapi saya minta hari minggu Yusuf
sudah kembali ya pak?”
“iya iya,,, baiklah.
Hari minggu kami akan mengantarkan Yusuf lagi!”
“mari!”
Lalu mereka keluar
dari ruangan Pak Habib. Dan Pak Habib memanggil Yusuf.
“mama,,,papa,,,,!” Sapa
Yusuf
“apa kabar kamu nak?”
“alhamdulillah ma,pa,
Yusuf baik-baik disini!”
“bang,,, aku ga di
peluk? Huft!” Kata adiknya
“hha…. Ada kamu
rupanya jelek!,… hhi,,,! Kangennya abang sama kamu Ra..!” Kata Yusuf
“abang kalo kangen
pulang yuuuk!! Besok nenek dateng tau dari Aceh!”
“O ya?? Tapi……” Yusuf menatap
ayah dan ibunya serta adiknya
Sembari tersenyum
ibunya berkata
“Yusuf… mama sama papa
udah ngomong sama Pak Habib dan kamu di izinkan pulang.!”
“bener pa??” Kata Yusuf
tak percaya
“iya abang…!” Jawab
adiknya…
“asyiiikkk! Makasih ya
pak!” Kata Yusuf sambil mencium punggung tangan Pak Habib
Lalu mereka berjalan
keluar dan meninggalkan pesantren itu.
Sementara itu di
asrama putri, Nana dan Dinda sedang berbincang
“Dinda kenapa kamu
dari tadi diam?” Tanya Nana
“dia pulang Na?
Bersama orang tuanya dan seorang bidadari surga!”
“dia? Dia siapa?” Tanya
Nana lagi
“dia……..Yusuf!”
“Dinda?? Kamu……!”
“waktu itu aku ga sengaja
mendengar dia mengaji,,, merduuuuu sekali…. Suaranya yang merdu sepadan dengan
wajah tampannya dan akhlaknya….! Makhluk allah yang begitu sempurna!” Puji Dinda
“Dinda??”
“aku…… menyukainya Na!
Mungkin awalnya aku sempat marah ketika dia dengan lancang memasuki wilayah
putri. Tapi,,, jujur di balik kemarahan ku, aku mengagumi sosoknya. Yusuf,,,
parasnya memang tampan sama seperti namanya!”
“Dinda kamu jatuh
cinta Dinda!”
“entahlah Na,,,,, dia
ikhwan pertama yang membuatku begini…!”
“aku sedih Na… siapa
bidadari surga yang ada disampingnya tadi? Begitu cantik. Dengan balutan busana
pink, pahatan wajah yang sempurna dan senyum yang menawan! Mungkinkah aku bisa
bertemu dengannya lagi Na?”
“Dinda….. Kenapa kamu
nda’ pernah bilang sama aku?”
“aku malu Na kalau
harus cerita.”
“kenapa kamu malu?”
“Na…aku nda’ pernah
merasakan ini sebelumnya, ini yang pertama Na. Dan aku nda’ tau apa yang harus
aku katakan!”
“Dinda sahabatku,,
seorang akhwat yang cantik, pintar, dan dikagumi semua orang kini sedang jatuh cinta!
Subhanallah. Din aku yakin dia pasti kembali!” Kata Nana sambil tersenyum
“dari mana kamu bisa
seyakin itu?” Kata Dinda
“dari sini! (menunjuk
dada) Feeling!” Kata Nana
“sudahlah…. Aku nda
mau berharap banyak, astaghfirullah aku nda’ mau zina hati Na! Aku mau tidur sudah
malam! Ayo..!”
Akhirnya mereka tidur.
3 hari kemudian,, Yusuf
diantar kembali oleh orang tuanya. Tanpa sengaja saat itu Dinda dan Nana lewat.
Yusuf terpana dengan kecantikan Dinda.
“bang,,, cepet pulang
lagi ya? Ira ga ada temennya nih..!”
Yusuf yang terkejut
segera menjawab
“iya… jelek…!” Kata Yusuf
“ma pa, Yusuf masuk
dulu ya??” Kata Yusuf sambil mencium tangan kedua orang tuanya
“baik-baik ya nak?”
“iya ma?”
“Pak Habib terima
kasih kami titip Yusuf!” Kata Pak Zul
“iya sama-sama bu
pak!”
“baiklah kami permisi,
Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikum salam!”
Merekapun pergi.
Ketika di kamarnya Yusuf langsung memeluk Firdaus,
“Daus… Bidadari ku!”
“Dinda?”
“iya… dia lewat dengan
senyum yang begitu indah!”
“ckckck… Jangan
berharap banyak ya? Nanti kamu kecewa!”
“akan ku lamar dia
suatu hari nanti!”
“iya-iya..!”
2 hari kemudian……
“Nana,, sini!” Panggil
seorang santri
“kenapa Daus?”
“habis dari mana?”
“dari depan!”
“sendiri?”
“iya!”
“temenmu mana?”
“Dinda?”
“siapa lagi?”
“ada sedang mengaji!”
“Oh… Na,,, temenku ada yang suka sama Dinda?”
“hah? Siapa?”
“Yusuf! Tau?”
“oh…iya-iya Yusuf yang
pernah mengajakku dan Dinda kenalan di wilayah kami! Yusuf yang tidak menaati
peraturan! Yu…..!” Ucapan Nana terpotong oleh Firdaus
“iya-iya…. Tapi dia
suka sekali sama Dinda!”
“akhwat yang kemarin??”
“oalah…. Itu adeknya
dari jakarta namanya Ira..Khumaira! Cantik ya? Lha wong mas e guanteng koq!”
“oh… aku nda’ tau masalah Dinda suka apa nda’
sama Yusuf!”
“iya sih Na aku juga
nda’ yakin!”
“kamu tau gimana Dinda kan?”
“iyo Na,,,!”
“ya sudah,,,, biarin
aja… kalo jodoh nda’ kemana kan?”
“ya sudah aku pulang dulu! Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam!
Salam buat Dinda yoo…!”
“ok!”
Ketika sampai di
asrama, Nana langsung menceritakan apa yang dia dengar.
“Dinda…. Itu yang di
katakan Firdaus!”
“sudahlah Na…!
Bidadari itu….!”
“ya ampun itu adeknya
dari jakarta!”
“adeknya? Subhanallah
cantik!”
“gimana adeknya nda’
cantik, wong kakaknya aja bisa bikin kamu jatuh hati!”
Dinda tersipu malu. Beberapa
hari Setelah itu Nana memberitahukan kepada Firdaus bahwa Dinda menyukai Yusuf.
“Alhamdulillah! Gayung
bersambut Na!”
“iyo,,,!”
“yo weis tak masuk
dulu..! Assalamu’alaikum”
“iyo iyo! Wa’alaikum
salam!”
“Yusuf….. Dinda suka
sama kamu?”
“yang bener kamu?”
“iya tadi Nana bilang!”
“alhamdulillah!”
“terima kasih ya Daus!”
Besoknya ketika shalat subuh Nana dan Dinda bertemu
Yusuf dan Firdaus.
“Assalamu’alaikum”
kata Yusuf dan Firdaus
“Wa’alaikumsalam!”
Kata Nana dan Dinda
“Dinda?”
Dinda hanya menjawab
dengan senyuman.
“kita duluan ya,,, Yusuf,
Daus!” Jawab Nana
3 bulan setelah itu.
Dinda dan Nana keluar dari pesantren dan meneruskan kuliah di perguruan tinggi
begitu pula dengan Yusuf dan Firdaus. Setelah Yusuf menyelesaikan pendidikan
dokternya, dan Dinda menyelesaikan pendidikan akuntansinya. Yusuf mengkhitbah Dinda,
dan akhirnya mereka hidup bahagia, begitu pula dengan Nana dan Firdaus bersama
jodohnya masing-masing.
bagus ceritanya.. :)
BalasHapus